Selasa, 21 Oktober 2014

KOMUNIKASI INTERNASIONAL



Komunikasi Internasional
Komunikasi Internasional adalah komunikasi yang dilakukan oleh komunikator yang mewakili suatu negara untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkaitan dengan kepentingan negaranya kepada komunikan yang mewakili negara lain. 

Ada 3 unsur dalam Komunikasi Internasional:
1)      Komunikator dan Komunikan terdiri dari bangsa yang berbeda.
2)      Pesan yang disampaikan berkaitan dengan berbagai masalah-masalah Internasional.
3)      Saluran yang di gunakan adalah saluran Internasional.

Komunikasi internasional mempelajari pernyataan antarnegara, antarpemerintah, atau antarbangsa yang bersifat umum melalui lambing-lambang yang berarti. Komunikasi internasional menekankan kajiannya atas realitas politik dengan fokus perhatian pada pesan yang bermuatan kebijakan dan kepentingan suatu negara dengan negara lain, yang terkait dengan masalah ekonomi, politik, pertahanan dan juga kajian terhadap strategi komunikasi internasional.

Hubungan Internasional
Hubungan internasional adalah proses interaksi manusia yang terjadi antar bangsa untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Hubungan ini bisa berupa interaksi antarindividu (misalnya turis, mahasiswa, dan pekerja asing); antarkelompok (misalnya lembaga-lembaga sosial, dan perdagangan); atau hubungan antarnegara (misalnya negara-negara yang menjalin hubungan ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan, atau negara-negara yang membentuk organisasi internasional seperti Sejarah PBB atau ASEAN). Hubungan Internasional (hubungan antarbangsa) sendiri terjadi karena dilatarbelakangi oleh kesadaran bahwa semua negara tidak akan mungkin bisa memenuhi kebutuhannya sendiri dan akan selalu membutuhkan negara lain. 

Komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol kata-kata, gambar, figur grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi. Sebagai sebuah proses perpindahan informasi dari sender kepada receiver, komunikasi selalu membawa efek yang berbeda bagi penerimanya. Efek yang ditimbulkan bisa berupa Cognitive Effects (berupa pengetahuan), Affective Effects (Perasaan), dan Psychomotor Effects (tindakan/tingkah laku).
Dan kaitannya dengan hubungan internasional, komunikasi menjadi sebuah alat untuk melakukan interaksi antar negara. Hubungan internasional sendiri berarti “hubungan internasional adalaha hubungan antara individual dan individual, antar individual dan kelompok, antara kelompok dan kelompok, antara negara dan kelompok, dan antara Negara dan Negara.

Selasa, 24 Juni 2014

NOTULENSI TVRI ACEH



NOTULENSI KUNJUNGAN MAHASISWA UIN Ar- Raniry ke TVRI ACEH
Oleh: NUR NISA /411106217


A. Pelaksanaan

Tanggal Kunjungan     21 Juni 2014
Waktu                         : 15.00 s.d. 17.30 WIB
Tempat                        : Kantor TVRI -Aceh
Kegiatan                      : Mengetahui Proses Pembuatan Berita dan Tehnik Penglolaannya
Jumlah peserta               : 34 orang yang terdiri dari unit1 dan 2 Fakultas Dakwah Jurusan      Komunikasi Penyiaran Islam
Tema Agenda              : Proses Dan Teknik Pemberitaan (program) TVRI Aceh
Narasumber                 :
1)      Irwan Kurniawan ( bagian tehnik dan program)
2)      Harun (bidang Programer)
3)      Yasran (kepala seksi produksi berita)

C. Susunan acara
     •    Pembukaan
Kata sambutan oleh ketua bidang penyiaran, dengan memaparkan proses memproduksi siaran live diTVRI, ia mengungkapkan bahwa dalam proses pembuatan sebuah acara ibarat mata rantai, semua tersusun dan saling mempengaruhi satu sama lain.

     •    Inti Diskusi
Diskusi ini adalah membahas tentang bagaimana asal mulanya TVRI Aceh  ada, serta sepak terjangnya mulai dari tahun 1962 sampai sekarang. Pada masa orde baru TVRI merupakan televisi milik pemerintah, yang ditugas kan untuk mempublikasikan segalah aktifitas pemerintah yang dianggap memberikan image positif terhadap masyarakat, dan apabila ada siaran yang men-diskreditkan usaha-usaha Pemerintah maka stasiun TVRI akan langsung ditegur oleh pihak-pihak tertentu, juga kegiatan -kegiatan yang ada pada TVRI.

a.       Dalam penyiaran ada 2 kategori 
  1.  pertama: siaran langsung, yaitu siaran yang dilakukan secara langsung baik di studio maupun  dilapangan  
  2. kedua: siaran ulang, merupakan siarang yang telah di rekam sebelumnya dan kemudian  siarankan kembali.peliputan berita, berita dilakukan oleh team yang terdiri dari cameramen, reporter dan driver, yang kemudian hasil dari peliputan berita tersebut, masuk keruang redaksi untuk diedit ulang agar tidak terjadi kesenjangan informasi yang  akan di sampaikan ke pada publik.
Kesimpulan :
LPP TVRI Aceh dahulunya merupakan televisi yang bernaung dibawah pemerintah dan ketika itu  segala bentuk produksi penyiarannya berada dibawah kekangan pemerintah. Dan beberapa tahun kemudian LPP TVRI berubah menjadi televise Negara, sehingga untuk liputan nya sendiri sudah lebih terbuka yang tujuannya untuk menayangkan kebudayaan dan kearifan lokal dalam provinsi Aceh.


•    keterangan gambar

  • Mahasiswa sedang memperhatikan mesin-mesin yang beroprasi di TVRI

  • Mahasiswa sedang mendengarkan penjelasan dari Kepala seksi Produksi Berita TVRI Aceh
  •  Kepala seksi Produksi Berita TVRI Aceh sedang meberikan penjelasan kepada mahasiswa
  •  Mahasiswa sedang melihat monitoring pada saat acara berlangsung (on air)



      •    Penutup
Penutupan acara oleh ketua Yusran ketua redaksi TVRI Aceh pukul  17.30 wib

Kamis, 19 Juni 2014

KPI-ACEH NOTULENSI

Kunjungan UIN Ar-Raniry ke Walikota Banda  Aceh
Jum’at, 13 Juni 2014, Kelompok Studi Mahasiswa UIN Ar-Raniry mengunjungi KPI Aceh. Bertempat di Aula media centre KPI Aceh, acara kunjungan diikuti hampir 41 orang yang terdiri dari unit 1 dan 2 jurusan komunikasi penyiaran islam (KPI) fakultas dakwah. Dan acara ini di isi oleh :

Kepala KPI Aceh        : M. Hamzah
Wakil                           : Dr. H. Maimun husen hasan MM
Ketua bidang isi/         : Rahmad shaleh
Komisioner lain tidak bisa hadir dalam acara diskusi.

Kegiatan ini dilakukan guna untuk membuat mahasiswa mengerti dan mengetahui proses kerja KPI Aceh dalam mengoreksi penyiaran atau siaran yang di publikkan kepada masyarakat. Kepala KPI Aceh M. Hamzah mengatakan “ di bentuknya KPI Aceh ini untuk memberi informasi yang sehat kepada masyarakat dan untuk membangun menentu penyaringan program apa yang layak di publik supaya tidak terjadi hal yang negatif.”

Beberapa tugas KPI-A
1        Berdasarkan UUD 32 Tahun 2002 tentang KPI
2        Bentuk penyiaran ada dua yaitu model factual dan non model factual.
3        Bagaimana menjamin masyarakat memperoleh informasi yang sehat
4         Menyusun perencanaan di bidang program penyiaran
5        Harus memperhatikan dan mengatur semua siaran sesuai usia
6        Harus menguasi isi penyiaran yang sudah disiarkan
7        Bagaimana menjamin masyarakat memperoleh informasi yang sehat
8        Bentuk penyiaran ada dua yaitu model factual dan non model factual.





Rabu, 18 Juni 2014

PERS RILIS KANTOR WALIKOTA



Kunjungan UIN Ar-Raniry ke Walikota Banda  Aceh
Selasa, 17 Juni 2014, Kelompok Studi Mahasiswa UIN Ar-Raniry mengunjungi Knantor Walikota Banda Aceh. Bertempat di Aula kantor walikota Banda Aceh, acara kunjungan diikuti hampir 34 orang yang terdiri dari unit 1 dan 2 jurusan komunikasi penyiaran islam (KPI) fakultas dakwah.
Dalam acara yang di buka oleh Maulidar tersebut menjelaskan tentang E-kinerja yang terdapat pada kantor Walikota tersebut. “Aplikasi e-kinerja merupakan salah satu aplikasi yang digunakan oleh Pemerintah Kota Banda Aceh untuk menganalisis kebutuhan jabatan dan beban kerja jabatan satuan kerja/unit organisasi pemerintah. Aplikasi ini dibuat  karena pada sebelumnya karyawan yang rajin dan tidak rajin mempunyai gaji yang sama. Dengan adanya E-kinerja ini kita mampu membedakan karyawan yang rajin dan tidak rajin. Waktu kerja karyawan dihitung sesuai dengan banyak jam kerjanya. Tdak hanya itu absensi juga berlaku. Bagi karyawan yang rajin dan selalu mengisi absesnsi akan mendapat prestasi yang bagus, gaji yang tinggi dan mendapat grade A. , ujar Maulidar. E- kinerja ini sangat manfaat bagi kita semua biar daerah kita akan terus maju dan berkembang dan tidak ada lagi pegawai yang bermalesan.
Nama-nama pematri:
  • Kabag pembagunan maulidar
  • Maimun
  • Martunis
materi yang di sampaikan tentang E-Kinerja balai kota banda aceh
  •   bagaiman cara menggunakan E-Kinerj
  •  cara menggunakan aplikasi E-Kinerja
  •  Cara menilai kinerja pegawai.
  • Cara mengakses E-Kinerja


Senin, 19 Mei 2014

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PERCETAKAN

Judul artikel jurnal: Perkembangan Teknologi Percetakan dan Kaitanya Dengan Islam
Alamat WEB/Link artikel jurnal: http: //www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/khazanah/10/01/28/102506-perkembangan-percetakan-di-dunia-islam
http://percetakan.co.id/sejarah-percetakan.html
direview oleh: NUR NISA (411106217)

  • Perkembangan Percetakan Di Dunia

Pada masa Dinasti Fatimiyah, percetakan mulai mengalami perkembangan. Menurut Dr Geoffrey Roper, seorang konsultan perpustakaan yang bekerja dengan Institute for the Study of Muslim Civilisations, London, Inggris, Gutenberg diakui sebagai orang pertama yang menemukan mesin cetak. Namun, menurut Roper, aktivitas mencetak, yaitu membuat sejumlah salinan dari sebuah teks dengan memindahkannya dari satu permukaan ke permukaan lainnya, khususnya kertas, yang telah berusia lebih tua dibandingkan penemuan mesin cetak Gutenberg.

Orang-orang Cina telah melakukannya sekitar abad ke-4. Cetakan teks tertua yang diketahui berangka tahun 868 Masehi, yaitu Diamond Sutra. Ini merupakan sebuah terjemahan teks Buddha berbahasa Cina yang tersimpan di British Library. Namun, hal yang tak banyak terekspos adalah sekitar 100 tahun kemudian, Arab Muslim juga memiliki kemampuan mencetak teks. Termasuk, lembaran Alquran. Ini berawal dari langkah Muslim untuk mempelajari kemampuan pembuatan kertas dari Cina.

Lalu, umat Islam mengembangkan kemampuan itu di seluruh wilayah Islam. Hal ini memicu tumbuh berkembangnya produksi manuskrip-manuskrip teks. Pada masa awal perkembangan kekuasaan Islam, manuskrip tak dibuat secara massal dan tak pula didistribusikan untuk masyarakat. Kala itu, manuskrip yang ada berisikan penjelasan tentang shalat, doa-doa, intisari Alquran, dan asmaul husna yang sangat dikenal oleh Muslim. Apa pun tingkat sosialnya, baik Muslim yang kaya, miskin, terdidik, maupun berpendidikan rendah. Kemudian, baru pada kekuasaan Dinasti Fatimiyah di Mesir, teknik cetak manuskrip di atas kertas berkembang. Mereka mencetak manuskrip secara massal. Kemudian, manuskrip-manuskrip hasil cetakan itu dibagikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Sejumlah cetakan manuskrip itu ditemukan para arkeolog saat dilakukan penggalian di Fustat atau Kairo lama. Menurut Roper yang dikutip laman Muslimheritage, cetakan manuskrip tersebut diyakini berasal dari abad ke-10. Cetakan manuskrip sejenis ditemukan juga di sejumlah tempat lainnya di Mesir. Rope mengungkapkan, iklim kering di Mesir telah membantu menyelamatkan manuskrip itu sehingga tak membuatnya menjadi rusak.

Pada periode kekuasaan Dinasti Mamluk, yang berlangsung pada abad ke-13 hingga abad ke-16, ditemukan sejumlah cetakan tulisan Arab dengan beragam gaya, di antaranya adalah Kufi. Perkembangan kegiatan percetakan di dunia Islam berlangsung hingga 500 tahun. Sejumlah hasil cetak manuskrip yang dihasilkan di dunia Islam masih bertahan. Paling tidak, ada 60 sampel manuskrip yang tersisa dan tersebar di Eropa, museum dan perpustakaan di Amerika Serikat (AS), serta ada di Mesir dalam jumlah yang tak diketahui secara pasti.

Ada pula cetakan manuskrip yang berasal dari Afghanistan atau Iran. Terungkap pula bahwa hanya sedikit referensi yang mengungkapkan alat percetakan yang digunakan pada masa Islam. Referensi yang ada di antaranya adalah puisi-puisi Arab pada abad ke-10 dan ke-14.  Puisi itu menggambarkan bahwa alat percetakan pada masa itu dibuat pada sebuah pelat yang diukir dengan huruf-huruf. Ada pula yang mengungkapkan, alat percetakan dibuat pada blok kayu dengan huruf-huruf seperti gaya huruf Cina.
Tak diketahui pula, apakah kegiatan percetakan di dunia Islam memberikan pengaruh pada aktivitas yang sama di Eropa. Tak ada bukti yang menunjukkan adanya pengaruh itu. Namun, kemungkinan adanya pengaruh memang tak bisa dinafikan. Terutama, cetakan manuskrip Eropa yang bergaya cetakan blok. Ada kemungkinan bahasa Italia tarocchi memiliki arti kartu tarot, yang termasuk artefak awal cetak blok di Eropa, berasal dari istilah Arab.

Namun, memang harus diakui, ini merupakan teori spekulatif yang perlu  dibuktikan lebih lanjut. Perlu banyak bukti untuk mengambil kesimpulan terkait hal tersebut. Di sisi lain, ada fakta bahwa percetakan buku dalam bahasa Arab muncul di Eropa, khususnya Italia.  Percetakan ini dilakukan secara sporadis yang berlangsung sebelum 1514 Masehi. Seorang dari Venezia yang bernama Gregorio de Gregori menerbitkan buku berjudul Book of Hours atau Kitab Salat al-Sawa'i untuk dikirimkan ke komunitas Kristen di Suriah.

Sayangnya, cetakan huruf kurang bagus, bahkan hampir tak bisa dibaca. Bagaimanapun, langkah Gregorio itu merupakan upaya yang berani untuk mencoba mencetak buku dengan abjad Arab. Ada juga nama Robert Granjon,  desainer dari Prancis yang terkait dengan dunia percetakan.
Granjon berusaha merancang alat percetakan seperti yang ada di dunia Islam. Ia berupaya mencetak buku dalam bahasa Arab sebab saat itu buku-buku berbahasa Arab cukup banyak diminati. Pada masa selanjutnya, Kardinal de Medici pun ikut berkecimpung dalam bidang ini.

Medici mencari seorang yang mahir berbahasa oriental untuk mengawasi operasi percetakkan buku. Akhirnya, ia bertemu Giovan Battista Raimondi, seorang filsuf, ahli matematika, dan ahli kimia. Hal terpenting, ia memiliki kompetensi yang berkaitan dengan percetakan Arab. Selama melancong ke Timur, Raimondi telah belajar bahasa Arab, Turki, dan Persia. Selain itu, ia pun mengumpulkan tata bahasa dan kamus bahasa-bahasa tersebut. Dia juga mempunyai pengalaman yang banyak dalam menerjemahkan buku-buku dari bahasa Yunani dan bahasa Arab. Untuk membuat percetakan bergaya Arab, Raimondi menyewa beberapa bangunan di Piazza del Monte d'Oro di Roma. Dia memerintahkan para pegawaianya untuk mempersiapkan tinta, kertas, dan bahan lain yang diperlukan.

Cetakan teks-teks akhirnya dibuat melalui alat cetak yang bernama Domenico Basa. Buku pertama yang berhasil dicetak adalah Precationum, yakni sebuah buku doa-doa Arab Kristen. Mereka juga mencetak buku sejarah karya Abu al-Abbas Ahmad ibn Khalil al-Salihi. Buku tersebut berjudul The Book of the Garden of the Wonders of the World.

  • Muteferrika dan Percetakan di Turki

Saat masa kekuasaan Turki Utsmani, upaya untuk mewujudkan percetakan juga muncul. Ada sebuah nama yang berkontribusi dalam terwujudnya kegiatan tersebut, yaitu Ibrahim Muteferrika. Lelaki kelahiran 1647 Masehi ini merupakan seorang prajurit, ilmuwan, diplomat, dan penulis. Kala masih belia, ia menyaksikan kegagalan yang pernah dialami oleh tentara Turki di suatu masa saat melakukan pengepungan di Vienna. Kemudian, ia menyadari bahwa itu menjadi pertanda penurunan kekuatan militer Turki. Banyak hal yang menyebabkan penurunan ini.

Namun, Muteferrika menyimpulkan, perlu inovasi untuk meningkatkan kekuatan tentara Turki. Termasuk, harus mengadopsi inovasi yang dilakukan oleh tentara Eropa. Hal itu harus dilakukan. Jika tidak, tentara Turki tak akan mampu meningkatkan kemampuannya.

Akibatnya, tentara Turki tak akan memiliki daya untuk mempertahankan kekuasaan Turki. Berpijak pada kenyataan itulah, ia memikirkan bagaimana membangun sebuah percetakan. Tujuannya, menyebarkan ide-ide ilmiah tentang kekuatan militer. Dalam pandangan Muteferrika, penyebaran ide itu harus dilakukan secara cepat dan masif. Ia lalu mendorong penerjemahan teks-teks dari Eropa yang kemudian dicetak secara massal. Sayangnya, konservatisme pemerintah Turki saat itu menghadang ide Muteferrika.

Namun, Muteferrika tak patah arang. Ia mencari dukungan dari karibnya, yaitu Chelebi Mehmed Pasha Yirmisekiz, dan anaknya Sa'id yang pada 1721 baru kembali dari misi diplomatik ke Paris. Keduanya memiliki pandangan maju dan dibalut keinginan untuk melakukan perubahan. Mereka juga mengagumi kemajuan yang terjadi di Paris, termasuk percetakan. Dengan bantuan mereka, akhirnya Wazir Agung Ibrahim Pasha mendorong Muteferrika membuat sebuah petisi kepada Sultan Ahmed III yang menjelaskan pentingnya percetakan.

Muteferrika pun memenuhinya. Ia membuat penjelasan perinci yang berjudul Wasilat al-Tiba'a atau The Utility of Printing. Dalam pembukaannya, ia mengingatkan pentingnya melestarikan hukum negara dan kesulitan untuk melakukannya. Menurut Muteferrika, orang-orang kuno menuliskan dan mengabadikan hukum mereka pada tablet atau menuliskannya pada lembaran kulit. Namun, tablet atau perangkat lainnya yang digunakan untuk menuliskan hukum itu tak bisa selalu terlindungi.

Kekuasaan negara juga tak selalu bisa melindunginya, terutama dalam suasana perang. Muteferrika kemudian mencontohkan peristiwa penghancuran buku yang dilakukan oleh Genghis Khan dan Hulagu Khan, para penakluk Mongol pada abad ke-12. Mereka menghancurkan kekuasaan Dinasti Abbasiyah, membakar atau merusak semua karya seni dan ilmu yang terdokumentasikan dalam bentuk buku. Saat Sultan Ahmed III menerima petisi itu, ia mengonsultasikan hal itu kepada seorang mufti yang bernama Shaikh Abd Allah. Sang mufti yang ahli dalam hukum Islam itu memandang tak ada masalah usulan pembangunan percetakan itu. Akhirnya, setelah mendapat jawaban dari sang mufti, Sultan Ahmed III mengizinkan pendirian percetakan.

  • Perkembangan Percetakan Moderen

Pada akhir tahun 1900-an, kemajuan teknologi dan barang elektronik terus mengubah industri percetakan. Letterpress menjadi kurang penting. Ia dipakai hanya untuk beberapa surat kabar yang besar dan beberapa label dan percetakan bahan pengepak, formulir bisnis, dan percetakan tugas.
Flexography akhirnya menggantikan letterpress dalam percetakan surat kabar. Metode ini akan terus bertumbuh dalam paket komersial dan pemublikasian buku. Reprography menjadi lebih tersedia dan penggunaan luas prosesor kata dan penyaring gambar (scanner) elektronik mengurangi biaya produksi percetakan.

Akhir-akhir ini berkembang metode gravure, menggunakan elektromekanik dan laser pemahat dari silinder berlapis plastik. Pengetsaan elektronbeam dan plat fotosensitif juga menurunkan biaya pembuatan silinder. Sistem elektronik baru membuatnya mungkin untuk membuat silinder percetakan langsung dari salinan asli tanpa film atau operasi manual. Perkembangan ke depan dari tinta berbasis air akan lebih jauh memotong biaya dan menghilangkan masalah polusi. Ini akan menjamin gravure memiliki bagian yang lebih banyak lagi dalam pasar percetakan.

Perkembangan kemajuan teknologi akan terus semakin cepat. Sekarang dunia berada dalam pertengahan ledakan informasi, industri percetakan akan terus maju dan terus merekam dan mendistribusikan informasi kedalam abad yang baru.