Senin, 19 Mei 2014

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PERCETAKAN

Judul artikel jurnal: Perkembangan Teknologi Percetakan dan Kaitanya Dengan Islam
Alamat WEB/Link artikel jurnal: http: //www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/khazanah/10/01/28/102506-perkembangan-percetakan-di-dunia-islam
http://percetakan.co.id/sejarah-percetakan.html
direview oleh: NUR NISA (411106217)

  • Perkembangan Percetakan Di Dunia

Pada masa Dinasti Fatimiyah, percetakan mulai mengalami perkembangan. Menurut Dr Geoffrey Roper, seorang konsultan perpustakaan yang bekerja dengan Institute for the Study of Muslim Civilisations, London, Inggris, Gutenberg diakui sebagai orang pertama yang menemukan mesin cetak. Namun, menurut Roper, aktivitas mencetak, yaitu membuat sejumlah salinan dari sebuah teks dengan memindahkannya dari satu permukaan ke permukaan lainnya, khususnya kertas, yang telah berusia lebih tua dibandingkan penemuan mesin cetak Gutenberg.

Orang-orang Cina telah melakukannya sekitar abad ke-4. Cetakan teks tertua yang diketahui berangka tahun 868 Masehi, yaitu Diamond Sutra. Ini merupakan sebuah terjemahan teks Buddha berbahasa Cina yang tersimpan di British Library. Namun, hal yang tak banyak terekspos adalah sekitar 100 tahun kemudian, Arab Muslim juga memiliki kemampuan mencetak teks. Termasuk, lembaran Alquran. Ini berawal dari langkah Muslim untuk mempelajari kemampuan pembuatan kertas dari Cina.

Lalu, umat Islam mengembangkan kemampuan itu di seluruh wilayah Islam. Hal ini memicu tumbuh berkembangnya produksi manuskrip-manuskrip teks. Pada masa awal perkembangan kekuasaan Islam, manuskrip tak dibuat secara massal dan tak pula didistribusikan untuk masyarakat. Kala itu, manuskrip yang ada berisikan penjelasan tentang shalat, doa-doa, intisari Alquran, dan asmaul husna yang sangat dikenal oleh Muslim. Apa pun tingkat sosialnya, baik Muslim yang kaya, miskin, terdidik, maupun berpendidikan rendah. Kemudian, baru pada kekuasaan Dinasti Fatimiyah di Mesir, teknik cetak manuskrip di atas kertas berkembang. Mereka mencetak manuskrip secara massal. Kemudian, manuskrip-manuskrip hasil cetakan itu dibagikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Sejumlah cetakan manuskrip itu ditemukan para arkeolog saat dilakukan penggalian di Fustat atau Kairo lama. Menurut Roper yang dikutip laman Muslimheritage, cetakan manuskrip tersebut diyakini berasal dari abad ke-10. Cetakan manuskrip sejenis ditemukan juga di sejumlah tempat lainnya di Mesir. Rope mengungkapkan, iklim kering di Mesir telah membantu menyelamatkan manuskrip itu sehingga tak membuatnya menjadi rusak.

Pada periode kekuasaan Dinasti Mamluk, yang berlangsung pada abad ke-13 hingga abad ke-16, ditemukan sejumlah cetakan tulisan Arab dengan beragam gaya, di antaranya adalah Kufi. Perkembangan kegiatan percetakan di dunia Islam berlangsung hingga 500 tahun. Sejumlah hasil cetak manuskrip yang dihasilkan di dunia Islam masih bertahan. Paling tidak, ada 60 sampel manuskrip yang tersisa dan tersebar di Eropa, museum dan perpustakaan di Amerika Serikat (AS), serta ada di Mesir dalam jumlah yang tak diketahui secara pasti.

Ada pula cetakan manuskrip yang berasal dari Afghanistan atau Iran. Terungkap pula bahwa hanya sedikit referensi yang mengungkapkan alat percetakan yang digunakan pada masa Islam. Referensi yang ada di antaranya adalah puisi-puisi Arab pada abad ke-10 dan ke-14.  Puisi itu menggambarkan bahwa alat percetakan pada masa itu dibuat pada sebuah pelat yang diukir dengan huruf-huruf. Ada pula yang mengungkapkan, alat percetakan dibuat pada blok kayu dengan huruf-huruf seperti gaya huruf Cina.
Tak diketahui pula, apakah kegiatan percetakan di dunia Islam memberikan pengaruh pada aktivitas yang sama di Eropa. Tak ada bukti yang menunjukkan adanya pengaruh itu. Namun, kemungkinan adanya pengaruh memang tak bisa dinafikan. Terutama, cetakan manuskrip Eropa yang bergaya cetakan blok. Ada kemungkinan bahasa Italia tarocchi memiliki arti kartu tarot, yang termasuk artefak awal cetak blok di Eropa, berasal dari istilah Arab.

Namun, memang harus diakui, ini merupakan teori spekulatif yang perlu  dibuktikan lebih lanjut. Perlu banyak bukti untuk mengambil kesimpulan terkait hal tersebut. Di sisi lain, ada fakta bahwa percetakan buku dalam bahasa Arab muncul di Eropa, khususnya Italia.  Percetakan ini dilakukan secara sporadis yang berlangsung sebelum 1514 Masehi. Seorang dari Venezia yang bernama Gregorio de Gregori menerbitkan buku berjudul Book of Hours atau Kitab Salat al-Sawa'i untuk dikirimkan ke komunitas Kristen di Suriah.

Sayangnya, cetakan huruf kurang bagus, bahkan hampir tak bisa dibaca. Bagaimanapun, langkah Gregorio itu merupakan upaya yang berani untuk mencoba mencetak buku dengan abjad Arab. Ada juga nama Robert Granjon,  desainer dari Prancis yang terkait dengan dunia percetakan.
Granjon berusaha merancang alat percetakan seperti yang ada di dunia Islam. Ia berupaya mencetak buku dalam bahasa Arab sebab saat itu buku-buku berbahasa Arab cukup banyak diminati. Pada masa selanjutnya, Kardinal de Medici pun ikut berkecimpung dalam bidang ini.

Medici mencari seorang yang mahir berbahasa oriental untuk mengawasi operasi percetakkan buku. Akhirnya, ia bertemu Giovan Battista Raimondi, seorang filsuf, ahli matematika, dan ahli kimia. Hal terpenting, ia memiliki kompetensi yang berkaitan dengan percetakan Arab. Selama melancong ke Timur, Raimondi telah belajar bahasa Arab, Turki, dan Persia. Selain itu, ia pun mengumpulkan tata bahasa dan kamus bahasa-bahasa tersebut. Dia juga mempunyai pengalaman yang banyak dalam menerjemahkan buku-buku dari bahasa Yunani dan bahasa Arab. Untuk membuat percetakan bergaya Arab, Raimondi menyewa beberapa bangunan di Piazza del Monte d'Oro di Roma. Dia memerintahkan para pegawaianya untuk mempersiapkan tinta, kertas, dan bahan lain yang diperlukan.

Cetakan teks-teks akhirnya dibuat melalui alat cetak yang bernama Domenico Basa. Buku pertama yang berhasil dicetak adalah Precationum, yakni sebuah buku doa-doa Arab Kristen. Mereka juga mencetak buku sejarah karya Abu al-Abbas Ahmad ibn Khalil al-Salihi. Buku tersebut berjudul The Book of the Garden of the Wonders of the World.

  • Muteferrika dan Percetakan di Turki

Saat masa kekuasaan Turki Utsmani, upaya untuk mewujudkan percetakan juga muncul. Ada sebuah nama yang berkontribusi dalam terwujudnya kegiatan tersebut, yaitu Ibrahim Muteferrika. Lelaki kelahiran 1647 Masehi ini merupakan seorang prajurit, ilmuwan, diplomat, dan penulis. Kala masih belia, ia menyaksikan kegagalan yang pernah dialami oleh tentara Turki di suatu masa saat melakukan pengepungan di Vienna. Kemudian, ia menyadari bahwa itu menjadi pertanda penurunan kekuatan militer Turki. Banyak hal yang menyebabkan penurunan ini.

Namun, Muteferrika menyimpulkan, perlu inovasi untuk meningkatkan kekuatan tentara Turki. Termasuk, harus mengadopsi inovasi yang dilakukan oleh tentara Eropa. Hal itu harus dilakukan. Jika tidak, tentara Turki tak akan mampu meningkatkan kemampuannya.

Akibatnya, tentara Turki tak akan memiliki daya untuk mempertahankan kekuasaan Turki. Berpijak pada kenyataan itulah, ia memikirkan bagaimana membangun sebuah percetakan. Tujuannya, menyebarkan ide-ide ilmiah tentang kekuatan militer. Dalam pandangan Muteferrika, penyebaran ide itu harus dilakukan secara cepat dan masif. Ia lalu mendorong penerjemahan teks-teks dari Eropa yang kemudian dicetak secara massal. Sayangnya, konservatisme pemerintah Turki saat itu menghadang ide Muteferrika.

Namun, Muteferrika tak patah arang. Ia mencari dukungan dari karibnya, yaitu Chelebi Mehmed Pasha Yirmisekiz, dan anaknya Sa'id yang pada 1721 baru kembali dari misi diplomatik ke Paris. Keduanya memiliki pandangan maju dan dibalut keinginan untuk melakukan perubahan. Mereka juga mengagumi kemajuan yang terjadi di Paris, termasuk percetakan. Dengan bantuan mereka, akhirnya Wazir Agung Ibrahim Pasha mendorong Muteferrika membuat sebuah petisi kepada Sultan Ahmed III yang menjelaskan pentingnya percetakan.

Muteferrika pun memenuhinya. Ia membuat penjelasan perinci yang berjudul Wasilat al-Tiba'a atau The Utility of Printing. Dalam pembukaannya, ia mengingatkan pentingnya melestarikan hukum negara dan kesulitan untuk melakukannya. Menurut Muteferrika, orang-orang kuno menuliskan dan mengabadikan hukum mereka pada tablet atau menuliskannya pada lembaran kulit. Namun, tablet atau perangkat lainnya yang digunakan untuk menuliskan hukum itu tak bisa selalu terlindungi.

Kekuasaan negara juga tak selalu bisa melindunginya, terutama dalam suasana perang. Muteferrika kemudian mencontohkan peristiwa penghancuran buku yang dilakukan oleh Genghis Khan dan Hulagu Khan, para penakluk Mongol pada abad ke-12. Mereka menghancurkan kekuasaan Dinasti Abbasiyah, membakar atau merusak semua karya seni dan ilmu yang terdokumentasikan dalam bentuk buku. Saat Sultan Ahmed III menerima petisi itu, ia mengonsultasikan hal itu kepada seorang mufti yang bernama Shaikh Abd Allah. Sang mufti yang ahli dalam hukum Islam itu memandang tak ada masalah usulan pembangunan percetakan itu. Akhirnya, setelah mendapat jawaban dari sang mufti, Sultan Ahmed III mengizinkan pendirian percetakan.

  • Perkembangan Percetakan Moderen

Pada akhir tahun 1900-an, kemajuan teknologi dan barang elektronik terus mengubah industri percetakan. Letterpress menjadi kurang penting. Ia dipakai hanya untuk beberapa surat kabar yang besar dan beberapa label dan percetakan bahan pengepak, formulir bisnis, dan percetakan tugas.
Flexography akhirnya menggantikan letterpress dalam percetakan surat kabar. Metode ini akan terus bertumbuh dalam paket komersial dan pemublikasian buku. Reprography menjadi lebih tersedia dan penggunaan luas prosesor kata dan penyaring gambar (scanner) elektronik mengurangi biaya produksi percetakan.

Akhir-akhir ini berkembang metode gravure, menggunakan elektromekanik dan laser pemahat dari silinder berlapis plastik. Pengetsaan elektronbeam dan plat fotosensitif juga menurunkan biaya pembuatan silinder. Sistem elektronik baru membuatnya mungkin untuk membuat silinder percetakan langsung dari salinan asli tanpa film atau operasi manual. Perkembangan ke depan dari tinta berbasis air akan lebih jauh memotong biaya dan menghilangkan masalah polusi. Ini akan menjamin gravure memiliki bagian yang lebih banyak lagi dalam pasar percetakan.

Perkembangan kemajuan teknologi akan terus semakin cepat. Sekarang dunia berada dalam pertengahan ledakan informasi, industri percetakan akan terus maju dan terus merekam dan mendistribusikan informasi kedalam abad yang baru.







Selasa, 13 Mei 2014

ERA DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI

Judul artikel jurnal: Era Dan Tahapan Perkembangan Teknologi Komunikasi
Direview oleh: NUR NISA (411106217)

Era Perkembangan Teknologi Komunikasi

Perkembangan teknologi di dunia ini terjadi dan berkembang sangat pesat, hal ini menjadikan semua kebutuhan manusia dapat di bantu dengan peralatan teknologi yang sudah merata di hampir semua sektor kehidupan manusia. Apalagi semenjak lahirnya komputer, menjadikan semua aktivitas manusia sekarang sangat bergantung pada kotak ajaib yang dapat membatu semua permasalah dalam aktivitas manusia.
Manusia merupakan makluk yang memiliki akal pikiran yang memiliki hasrat dan rasa penasaran kuat yang membuat manusia terus-menerus berinovasi untuk mengembangkan pengetahuan. Seiring berjalannya waktu maka zaman pun berubah sehingga peradaban manusia pun semakin berkembang, dari masa ke masa penyampain informasi pun berbeda-beda, ada yang menyamapaikanya melalui gambar-gambar yang tak bermakna di dinding gua, kuil, istana dll.
Perkembangan teknologi berlangsung secara evolutif. Sejak zaman Romawi Kuno pemikiran dan hasil kebudayaan telah nampak berorientasi menuju bidang teknologi. Secara etimologis, akar kata teknologi adalah "techne" yang berarti serangkaian prinsip atau metode rasional yang berkaitan dengan pembuatan suatu objek, atau kecakapan tertentu, atau pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau metode dan seni. Istilah teknologi sendiri untuk pertama kali dipakai oleh Philips pada tahun 1706 dalam sebuah buku berjudul Teknologi: Diskripsi Tentang Seni-Seni, Khususnya Mesin.

            Di era modern seperti ini, teknologi sudah dianggap sebagai salah satu hasil kebudayaan manusi atau menjadi suatu kebiasaan yang sulit di pisahkan. Sehingga mau tidak mau manusia akan terus berusaha mengikuti perkembangan teknologi agar tetap dianggap sebagai makhluk yang berakal.


Ada 4 dalam Era Perkembangan Teknologi Komunikasi:
  • ERA KOMUNIKASI TULISAN 


Era yang muncul pertama kali adalah era komunikasi tulisan. Pada awalnya, sebelum manusia menemukan tulisan sudah ditemukan gambar-gambar di dinding gua, juga di batu. Era tulisan dimulai pada tahun 4000an SM. Di cina, Pi Sheng  menemukan alat untuk mencetak buku sederhana pada tahun 1041 SM dan di Korea berhasil menemukan alat pencetak huruf  tanah liat ke logam di tahun 1241 SM.
Sebelum kita mengenal tulisan alphabet yang terdiri dari kata A hingga Z. Di Cina pada awalnya menggunakan tulisan pictogram, jenis tulisan tersebut ditemukan pada tahun 1500 SM. Sedangkan bangsa Sumeria menemukan jenis tulisan paku pada tahun 3000 SM, berbeda dengan bangsa Mesir yang menemukan jenis tulisan hieroglyph pada 4000 SM. Di Negara kita juga terdapat penulisan jenis Pallawa yang terdapat di prasasti-prasasti kuno yang biasanya terdapat di sebuah batu.
Hingga kini, komunikasi tulisan masih memberikan dampak. Tulisan yang berupa kata-kata sudah bisa kita lihat di berbagai media. Bahkan dengan menulis, kita tidak hanya menyampaikan informasi. Tetapi juga kini sudah menjadi sarana untuk mendapatkan penghasilan. Ternyata dengan menulis banyak keuntungannya kan?
  •   ERA KOMUNIKASI CETAK (1456 SM)


Nah, setelah era komunikasi tulisan selanjutnya muncul era komunikasi cetak. Era Komunikasi cetak ditemukan pada tahun 1456 SM. Penemu yang berasal dari Jerman yaitu Gutenburg menemukan alat mesin pencetak. Pada awalnya, ia mencoba mencetak injil. Gutenburg sempat takut bila penemuannya menjadi kontrovensi.
Namun ternyata mesin cetak terus digunakan hingga berkembang dengan pesat dan menjadi sangat terkenal di daerah Eropa . Di Eropa, lebih dari 250 percetakan telah ada pada tahun 1500-an. Perkembangan tersebut terus berlangsung, hingga tahun 1833 surat kabar New York Sun diluncurkan. Selain menghasilkan buku yang sangat terbatas, surat kabar pun sudah di nikmati pada tahun 1839.
Mulanya menjadi suatu kesulitan untuk mendapatkan surat kabar atau sebuah berita. Tetapi, dengan adanya mesin pencetak pada zaman itu, orang tak perlu lagi menulis kembali setiap buku,surat kabar atau bahkan pengumuman untuk disampaikan kepada masyarakat banyak. Karena mesin pencetak sangat membantu dalam komunikasi pada zaman itu.
  •  ERA KOMUNIKASI TELEKOMUNIKASI (1844)

Perkembangan yang terus menerus kemudian terlahirlah era komunikasi telekomunikasi yang ditemukan oleh Samuel Finley Breese Morse, ia mengirim sebuah telegram dari Baltimore ke Washington DC. Era ini dimulai pada tahun 1844, media yang digunakan saat itu adalah telepon yang di ciptakan oleh Alexander Graham Bell tahun 1876. Setelah itu, era telekomunikasi terus berkembang sangat pesat.
Pada tahun 1894 terciptalah penemuan gambar bergerak oleh Max Skladanowsky, ia menciptakan film dan kemudian disiarkan pada masyarakat. Saat tahun 1895, Guglielmo Marconi mengirimkan pesan lewat radio. Setelah itu, tahun 1919 siaran radio pertama kali di lakukan oleh KDDA di Pittsburg.
Seorang penemu John Logie Baird menciptakan televisi pada tahun 1925 dan 4 tahun setelahnya siaran dilakukan pertama kali oleh BBC. Hingga saat ini, perkembangan era telekomunikasi terus berkembang. Di Indonesia, era telekomunikasi cukup tertinggal. Karena sekitar akhir tahun 50-an, televisi dan radio baru masuk dan hanya kaum tertentu saja yang dapat membelinya.
  •  ERA KOMUNIKASI INTERAKTIF (1642)


Komunikasi bisa dilakukan di manapun dan kapanpun, tak dipisahkan oleh waktu. Lalu berkembanglah media menjadi teknologi canggih pada era komunikasi interaktif. Pada awalnya Blaise Pascal membuat komputer sederhana di tahun 1642. Lalu disempurnakan oleh Wilhem Leibnis dan kemudian Charles Babage memberikan ide modern pada computer yang berbasis input dan output. Elektronic Numerical Integrator and computer (ENIAC) adalah komputer elektronik yang diciptakan pada tahun 1949. Hingga sekarang perkembangan terus berkembang cepat. Terobosan terbaru terus bermunculan, contohnya seperti perusahaan IBM membuat perkembangan dalam Komputer, kemudian disusul pula oleh Windows dan Apple. 

Penemuan besar dalam komunikasi juga ditemukan dalam penemuan satelit oleh Arthur C. Clarke yang menulisa tulisannya di Wireless World tahun 1945. Penemuan  itu adalah penemuan yang paling berguna saat sekarang ini di era komunikasi. Pada awalnya, internet merupakan percobaan riset oleh Departemen Pertahanan Amerika tahun 1969. Riset itu adalah ARPAnet. Seorang programmer asal Amerika Serikat yaitu Roy Tomlison mengenalkan sistem e-mail untuk ARPAnet yang kemudian kini terkenal.